A. Makna Silaturrahim
Makna ‘ar-rahim’ adalah para
kerabat dekat. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:‘Ar-rahim secara umum adalah
dimaksud-kan untuk para kerabat dekat. Antara mereka terdapat garis nasab
(keturunan), baik berhak mewarisi atau tidak, dan sebagai mahram atau tidak.”
Menurut pendapat lain, mereka
adalah maharim (para kerabat dekat yang haram dinikahi) saja.
Pendapat pertama lebih kuat, sebab
menurut batasan yang kedua, anak-anak paman dan anak-anak bibi bukan kerabat
dekat karena tidak termasuk yang haram dinikahi, padahal tidak demikian.”[1]
Silaturrahim, sebagaimana
dikatakan oleh Al-Mulla Ali Al-Qari adalah kinayah (ungkapan/sindiran) tentang
berbuat baik kepada para karib kerabat dekat –baik menurut garis keturunan
maupun perkawinan– berlemah lembut dan mengasihi mereka serta menjaga keadaan
mereka.[2]
B. Dalil Syar’i Bahwa Silaturrahim Ter-masuk Kunci Rizki
Beberapa hadits dan atsar menunjukkan bahwa Allah Subhannahu wa Ta'ala menjadikan silaturrahim termasuk di antara sebab kela-pangan rizki. Di antara hadits-hadits dan atsar-atsar itu adalah:
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari
Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, ia berkata, ‘aku mendengar Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
“Siapa yang senang untuk
dilapangkan rizkinya dan di-akhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya)[3] maka
hen-daknyalah ia menyambung (tali) silaturrahim.” [4]
Dalil lain adalah hadits riwayat
Imam Al-Bukhari dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu bahwasanya Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
“Siapa yang suka untuk dilapangkan
rizkinya dan di-akhirkan usianya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia
menyambung silaturrahim.” [5]
Dalam hadits yang mulia di atas,
Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam menjelaskan bahwa silaturrahim membuahkan dua
hal, kelapangan rizki dan bertambahnya usia.
Ini adalah tawaran terbuka yang
disampaikan oleh makh-luk Allah yang paling benar dan jujur, yang berbicara
berda-sarkan wahyu, Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam . Maka
barangsiapa me-nginginkan dua buah di atas hendaknya ia menaburkan be-nihnya,
yaitu silaturrahim. Demikianlah, sehingga Imam Al-Bukhari memberi judul untuk
kedua hadits itu dengan “Bab Orang Yang Dilapangkan Rizkinya dengan
Silaturrahim.”[6] Artinya, dengan sebab silaturrahim.[7]
Imam Ibnu Hibban juga meriwayatkan
hadits Anas bin Malik Radhiallaahu anhu dalam kitab shahihnya dan beliau
memberi judul dengan “Keterangan Tentang Baiknya Kehidupan dan Banyaknya Berkah
dalam Rizki Bagi Orang Yang Menyambung Silaturrahim.[8]
Dalil lain adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim dari Abu Hurairah
Radhiallaahu anhu , dari Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam beliau bersabda:
“Belajarlah tentang nasab-nasab
kalian sehingga kalian bisa menyambung silaturrahim. Karena sesungguhnya
silaturrahim adalah (sebab adanya) kecintaan terhadap keluarga (kerabat dekat),
(sebab) banyaknya harta dan bertambahnya usia.” [9]
Dalam hadits yang mulia Ini Nabi
Shallallaahu alaihi wa Salam menjelaskan bahwa silaturrahim ini membuahkan tiga
hal, di antaranya adalah ia menjadi sebab banyaknya harta.
Dalil lain adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Abdullah bin Ahmad, Al-Bazzar dan Ath-Thabrani dari Ali
bin Abi Thalib Radhiallaahu anhu dari Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam ,
beliau bersabda:
“Barangsiapa senang untuk
dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya serta dihindarkan dari kematian
yang buruk maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dan menyambung
silaturrahim.” [10]
Dalam hadits yang mulia ini, Nabi
Shallallaahu alaihi wa Salam yang jujur dan terpercaya, menjelaskan tiga
manfaat yang terealisir bagi orang yang memiliki dua sifat; bertaqwa kepada
Allah dan menyambung silaturrahim. Dan salah satu dari tiga manfaat itu adalah
keluasan rizki.
Dalil lain adalah riwayat Imam Al-Bukhari
dari Abdullah bin Umar Radhiallaahu anhu ia berkata:
“Barangsiapa bertaqwa kepada
Tuhannya dan menyam-bung silaturrahim, niscaya dipanjangkan umurnya dan
dibanyakkan rizkinya dan dicintai oleh keluarganya.” [11]
Demikian besarnya pengaruh silaturrahim
dalam ber-kembangnya harta benda dan menjauhkan kemiskinan, sam-pai-sampai ahli
maksiat pun, disebabkan oleh silaturrahim, harta mereka bisa berkembang,
semakin banyak jumlahnya dan mereka jauh dari kefakiran, karena karunia Allah
Subhannahu wa Ta'ala .
Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari
Abu Bakrah Radhiallaahu anhu dari Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam bahwasanya
beliau bersabda:
“Sesungguhnya keta’atan yang
paling disegerakan pahalanya adalah silaturrahim. Bahkan hingga suatu keluarga
yang ahli maskiat pun, harta mereka bisa berkembang dan jumlah mereka bertambah
banyak jika mereka saling bersilaturrahim. Dan tidaklah ada suatu keluarga yang
saling bersilaturrahim kemudian mereka membutuhkan (kekurangan).” [12]
C. Apa Saja Sarana Untuk Silaturrahim ?
Sebagian orang menyempitkan makna
silaturrahim hanya dalam masalah harta. Pembatasan ini tidaklah benar. Sebab
yang dimaksud silaturrahim lebih luas dari itu. Silaturrahim adalah usaha untuk
memberikan kebaikan kepada kerabat dekat serta (upaya) untuk menolak keburukan
dari mereka, baik dengan harta atau dengan lainnya.
Imam Ibnu Abu Jamrah berkata:
“Silaturrahim itu bisa dengan harta, dengan memberikan kebutuhan mereka, dengan
menolak keburukan dari mereka, dengan wajah yang berseri-seri serta dengan
do’a.”
Makna silaturrahim yang lengkap
adalah memberikan apa saja yang mungkin diberikan dari segala bentuk kebaikan,
serta menolak apa saja yang mungkin bisa ditolak dari keburukan sesuai dengan
kemampuannya (kepada kerabat dekat).[13]
0 komentar:
Posting Komentar