Selasa, 07 Februari 2012

UGM Kembangkan Konverter Gas untuk Mobil Pribadi

Daun-Ilmu:
January 12, 2012

Universitas Gadjah Mada berhasil mengembangkan konverter mobil gas yang ramah lingkungan. Hal ini sebagai antisipasi pembatasan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada April mendatang.
Pemerintah sebenarnya tak perlu repot-repot mengimpor konverter gas kendaraan ke luar negeri. Di dalam negeri pun sebenarnya konverter ini sudah bisa diproduksi. Dan dari kalangan akademisi pun sudah bisa membuatnya.
Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan konverter gas untuk mobil. Konverter tersebut merupakan alat tambahan untuk mobil agar bisa menghirup bahan bakar gas.
Kendaraan bermotor berbahan bakar gas akan lebih murah dibandingkan menggunakan bensin. Hal itu sejalan dengan kebijakan pemerintah yang akan memberlakukan pembatasan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi mulai bulan April 2012.
“Konverter ini merupakan alat tambahan yang mampu mengubah mobil berbahan bakar premium/bensin menjadi bahan bakar gas,” ungkap Jayan Sentanuhady di kantor Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik UGM, Kamis (11/1/2012).
Menurut dia, prototipe konverter ini telah dipasang dan dikembangkan pada mobil gas penelitian UGM sejak tahun 2009. Untuk cara kerjanya, di jok bagian belakang terpasang tabung gas bertekanan 200 bar.
Gas tersebut kemudian disalurkan ke bagian mesin yang ada di depan. Alat konverter berfungsi juga untuk menurunkan tekanan menjadi 2-3 bar sebelum akhirnya masuk ke bagian injeksi gas dan manipol.
“Tenaga gas ini bisa diubah dengan bensin ketika mobil berjalan maupun dengan kecepatan tinggi,” kata Jayan.
Menurut dia untuk ketersediaan tabung gas saat ini masih terbatas sehingga baru bisa didapatkan di beberapa kota saja seperti di Jakarta, Palembang, dan Surabaya.
Dari sisi lain lanjut dia, konverter gas ini membuat mesin kendaraan lebih ramah lingkungan. Sebab emisi gas buangnya jauh lebih bersih daripada bensin. Dari sisi harga gas lebih murah sampai 40-55 persen daripada bensin.
“Harga 1 liter gas setara 1 liter premium dengan harga Rp 3.100. Sedang premium saat ini Rp 4.500/liter,” katanya.
Jayan menambahkan prototipe konverter gas ini telah melalui tahap standarisasi konverter kit, perawatan dan uji ketahanan mesin. Oleh karena masih prototipe, harga konverter per unitnya masih mahal.
“Kami berharap kalangan industri bisa mengembangkan dan menindaklanjuti sehingga bisa segera dimanfaatkan masyarakat. Selain prototipe untuk gas, kami juga mengembangkan konverter untuk hidrogen, mesin diesel dan sepeda motor,” pungkas doktor lulusan Universitas Saitama Jepang itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Daun Ilmu. All Rights Reserved.
Blogger Template designed by Simple Blogger Tutorials..